PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP DUKUN & TENAGA KESEHATAN

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP DUKUN & TENAGA KESEHATAN

LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Hal ini ditunjukan dengan upaya meningkatakan usia harapan hidup, menurunkan angka kematian bayi, anak dan ibu melahirkan, meningkatkan kesejahteraan keluarga, meningkatkan produktivitas kerja, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya, mulai dari dalam kandungan, bahkan jauh sebelumnya yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan calon ibu, kemudian sebagai bayi, balita, usia sekolah, remaja, dewasa, usia produktif sampai usia lanjut (Depkes RI, 1998).
Pada masa kehamilan dan persalinan, wanita menghadapi resiko gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan kematian ibu. Resiko kematian yang dialami ibu selama hamil atau bersalin di Indonesia masih tetap tinggi dan kelihatannya belum menunjukan tanda-tanda penurunan yang berarti. Tingginya AKI di Indonesia ini, antara lain disebabkan belum memadainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan penanganan kasus obstetric. Angka kematian ibu  memberi gambaran status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan, kesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan masa nifas disamping masih rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat. Untuk menekan angka kematian ibu bersalin. Diperlukan beberapa usaha yang insentif antara lain meningkatkan peran bidan desa dan secara bertahap mengurangi peran dukun bersalin. Angka kematian ibu tersebut juga disebabkan oleh persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi.
Menurut Kogers dan Salomon. hampir dua pertiga dari jumlah kelahiran di dunia ditolong oleh dukun bayi. Salah satu sebabnya jumlah dokter dan bidan yang belum sebanding dengan jumlah penduduk yang harus dilayani. Oleh karena itu dukun masih mempunyai peran penting dalam membantu masyarakat, khususnya di bidang kehamilan dan persalinan (Sianipar T, 1992)



 

Pandangan masyarakat terhadap Dukun dan Bidan

           Pandangan atau persepsi merupakan proses kerja sama melalui perantaraan pikiran sehat yang muncul pada seseorang, mencakup dua persepsi kerja yang saling berkaitan yaitu menerima kesan melalui penglihatan penafsiraan dan penetapan arti atas kesan-kesan indrawi yang melahirkan pandangan-pandangan seseorang terhadap sesuatu objek.
            Berbagai persepsi masyarakat terhadap pertolongan persalinan oleh bidan dan dukun bayi selama ini menjadi makna bagi masyarakat, banyak persepsi yang kurang positif terhadap kehadiran bidan menjadi persepsi semu dimasyarakat sehingga peran bidan dikalangan masyarakat yang masih sangat tradisional dan memegang budaya masih belum dapat diterima dengan baik.
Seperti kita ketahui bersama banyak faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pertolongan persalinan oleh tenaga Bidan, dan lebih memilih persalinan oleh dukun bayi hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu yang masih rendah, faktor sosial-budaya yang masih kental,ekonomi keluarga dan banyak faktor lainnya..
            Pandangan masyarakat terhadap Dukun dan Bidan dilihat dari kemampuan, kesabaran, pengalaman, pembiayaan, dan darimana penolong tersebut berasal, terkait dengan faktor internal diantaranya norma, keyakinan, pengetahuan dan sikap.

 
              Sikap yaitu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Tugas pokok bidan sebenarnya adalah memberi pelayanan kebidanan di komunitas. Bidan komunitas bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus mengetahui dan menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan yang selalu berkembang serta melakukan kegiatan. Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional.
Keterampilan tersebut diperoleh secara turun temurun, belajar secara praktis atau dengan cara lain yang menjurus ke arah peningkatan keterampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengetahuan menurut Notoatmodjo merupakan khasanah kekayaan mental secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistologi), dan untuk apa (aksiologi). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi. Pendidikan yang rendah sangat mempengaruhi dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan sebagai aspek yang merupakan penekanan upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan.Oleh karena Masyarakat sendiri memiliki persepsi dan sikap yang berbeda-beda terhadap tenaga kesehatan dan dukun bayi. Banyak hal yang perlu diketahui dalam pembentukan persepsi dan sikap tersebut. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. Hal ini sudah bisa dibilang baik apabila sikap positif terhadap pemilihan pertolongan persalinan dengan bidan lebih besar dibanding dukun bayi, namun apabila melihat pada sikap positif terhadap pemilihan pertolongan persalinan dengan dukun bayi yang lebih besar, maka hal tersebut masih perlu menjadi perhatian sampai masyarakat mampu merubah pola pikirnya terhadap pemilihan pertolongan persalinan yang aman.
 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pandangan Masyarakat terhadap pemilihan penolong persalinan
  
1.      Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi dapat berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam memilih pelayanan kesehatan terutama pemilihan pertolongan persalinan,faktor tesebut antaralain rendahnya pendapatan keluarga,dimana masyarakat tidak mempunyai uang cukup untuk mendapat pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas.



2. Faktor Budaya 
Faktor budaya setempat dan pengetahuan sendiri serta sistem nilai sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh pasien dan keluarga. Kebudayaan yang mencakup norma, adat istiadat, kebiasaan,sangat berpengaruh apabila pelayanan kesehatan tersebut dianggap cocok atau sesuai dengan norma, adat istiadat, dan kebiasaan mitos-mitos yang melekat di daerahnya tersebut.Sehingga dari situ dapat diketahui apakah masyarakat merespon dengan baik pelayanan kesehatan yang tersedia.
 
 
3.      Faktor Perilaku individu
Perilaku individu juga sangat berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan, diantaranya sikap, pengetahuan pasien, dan kebiasaan yang turun-temurun.
 
 
4.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sosial yaitu interaksi masyarakat, adat istiadat, pendidikan dan tingkat ekonomi. 
 
 
5.      Faktor Pelayanan kesehatan
Faktor pelayanan kesehatanpun sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat terutama pelayanan terhadap ibu dan anak, pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dari segi jarak pemukiman, kelengkapan alat-alat dan obat yang tersedia serta tenaga ahli yang terampil dan menguasai teknologi kesehatan.


 
KESIMPULAN
            Masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa bila persalinan ditolong oleh bidan biayanya mahal sedangkan bila ditolong oleh dukun dapat membayar dengan suka rela. Penyebab lain mengapa bidan tidak dipilih dalam membantu persalinan adalah bahwa selain umurnya masih relatif muda, bidan dipandang belum memiliki pengalaman melahirkan dan kebanyakan belum dikenal oleh masyarakat. Peranan dukun bayi dalam proses kehamilan dan persalinan berkaitan sangat erat dengan budaya setempat dan kebiasaan setempat. Salah satu faktor kematian ibu dan bayi adalah terlambatnya pengambilan keputusan yang diambil oleh keluarga dan masyarakat termasuk dukunnya. Maka wajarlah jika terjadi kematian ibu dan bayi karena akibat dari terlambatnya mengambil keputusan dari keluarga, masyarakat dan dukun, sehingga keluarga, masyarakat dan dukun ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan bayinya.
SARAN
            Kemitraan antara bidan dan dukun bayi merupakan salah satu solusi untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Pendekatan ini terutama akan menguntungkan daerah-daerah terpencil dimana akses terhadap pelayanan kesehatan sangat terbatas.


 
 
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin,SKM,M.Kes, dan Mariam N,SKM.Sosial Budaya Dasar untuk Mahasiswa Kebidanan.TIM
http://kuriahka.blogspot.com/2015/12/pandangan-masyarakat-trhadap-dukun-dan.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM TABUNG VAKUM UNTUK PHLEBOTOMI